Pages

IPA BAB 6 HIPERTENSI DAN HIPOTENSI

Rabu, 16 Oktober 2019

Apa itu Hipotensi?

Hipotensi adalah tekanan darah rendah. Jantung memompa keluar darah ke sirkulasi umum dengan elastisitas dinding pembuluh, kapasitas pembuluh darah dan impuls saraf membantu menjaga tekanan darah. Bila tekanan darah sangat rendah, dan sirkulasi terganggu, pasien dikatakan shock.
Darah adalah media transportasi nutrisi, gas, dan produk-produk limbah. Ini membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel di mana ia digunakan dalam respirasi aerobik seluler. Ini mengangkut karbon dioksida ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh oleh pernafasan. Ini membawa nutrisi dari usus untuk menargetkan sel-sel di mana mereka digunakan dan disimpan. Sel dan lingkungan sekitar tergantung pada keseimbangan di mana darah memainkan peran penting. Sebuah suplai darah yang baik diperlukan untuk kelangsungan hidup sel.
Tanpa pasokan darah yang baik, oksigen yang masuk ke sel-sel akan berkurang; nutrisi lebih sedikit masuk ke dalam sel dan produk-produk limbah terakumulasi dalam jaringan. Tanpa darah pasokan yang baik sel akan mati.
Penyebab Tekanan Darah Rendah: Tekanan darah dan denyut jantung adalah dua variabel utama dalam pengendalian perfusi. Banyak hal seperti jantung, paru, pencernaan, ginjal, trauma dan kondisi sistemik dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Gagal jantung (gagal jantung kiri), kelainan irama jantung, gangguan katup, miokarditis, kardiomiopati, penyakit jantung iskemik, emboli paru, diare berat dan muntah, diabetes insipidus, perdarahan, syok (hipovolemik, septik, anafilaktik dan neurogenik), gangguan inflamasi, protein serum rendah dan penggunaan yang tidak tepat dari obat-obatan dapat menurunkan tekanan darah.
EKG, ekokardiogram 2d, CKMB, ESR, CRP, serum elektrolit, pemeriksaan virus, aktivitas plasma renin, tingkat vasopresin, ANA, ADsDNA, faktor reumatoid dan protein serum dapat menjadi sumber penilaian klinis dari dokter.
Mengobati Tekanan Darah Rendah: pengaturan cairan intravena, adrenalin, noradrenalin, dopamin infus dapat digunakan untuk mengobati hipotensi berat / syok.

Apa itu Hipertensi?

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi di atas normal untuk usia dan status klinis. Tekanan darah biasanya naik seiring bertambah usia karena hilangnya elastisitas pembuluh darah. Ini disebut hipertensi esensial. Tekanan darah bisa naik karena kondisi tertentu, juga.
Penyebab Tekanan Darah Tinggi: serum tinggi tiroksin, kortisol, adrenalin, noradrenalin, gagal ginjal, gagal jantung dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah akibat kondisi lain disebut hipertensi sekunder. Penyebabnya harus diselidiki dan diobati untuk membawa tekanan darah tinggi sekunder menjadi turun.
Tekanan darah tinggi memberikan sebuah ketegangan pada jantung menyebabkan gagal jantung, pembesaran otot jantung dan kegagalan katup. Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan pecah pembuluh darah kecil di dalam otak, terutama, jika mereka kongenital melemah (malformasi arterio-vena). Hal ini menimbulkan stroke hemoragik (perdarahan ke dalam substansi otak). Tekanan darah tinggi kronis juga menyebabkan gagal ginjal.
Mengobati Tekanan Darah Tinggi: receptor blockers Angiotensin, inhibitor ACE, xanthine, kafein, diuretik, tiazid, spironolactone dan etanol meningkatkan berat air dan menurunkan tekanan darah.
Tekanan darah tinggi selama kehamilan adalah hal yang dapat mematikan bagi janin. Hipertensi yang diinduksi kehamilan menyebabkan pra-eklampsia. Ini fitur tekanan darah tinggi, hilangnya protein dalam urin dan bengkak. Eklampsia menyebabkan kejang. Tekanan darah tinggi selama kehamilan menimbulkan kerusakan pada plasenta dan membahayakan suplai darah ke janin. Oleh karena itu, dalam kasus hipertensi berat, tekanan darah harus segera dengan cepat di bawah kontrol, kejang harus dicegah, dan kehamilan mungkin harus dihentikan.
Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi
  1. Hipertensi tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi hipotensi segera menunjukkan gejala.
  2. Ciri-ciri Hipotensi seperti pusing, kelelahan, penglihatan kabur dan sementara fitur hipertensi seperti sakit kepala, lingkaran cahaya visual dan nyeri dada.
  3. Hipotensi tidak menyebabkan kejang selama kehamilan sementara hipertensi iya.
  4. cairan intravena dan simpatomimetik dapat mengobati hipotensi sementara diuretik dan vasodilator mengobati hipertensi.

IPA BAB 6 ANEMIA

Kurang darah atau anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Anemia dapat terjadi sementara atau dalam jangka panjang, dengan tingkat keparahan yang bisa ringan sampai berat. Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal.
anemia - alodokter
Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki, dan di bawah 12 gram per desiliter untuk wanita. Untuk mengatasi anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi.

Penyebab Anemia

Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau hemoglobin. Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen dan tidak berfungsi secara normal.
Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini:
  • Produksi sel darah merah yang kurang.
  • Kehilangan darah secara berlebihan.
  • Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.
Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya:
1. Anemia akibat kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac.
2. Anemia pada masa kehamilan
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal. Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
3. Anemia akibat perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah penyakit Crohn, penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama.

Gejala Anemia

Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia bisa mengalami gejala berupa:
  • Lemas dan cepat lelah
  • Sakit kepala dan pusing
  • Kulit terlihat pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Napas pendek
  • Nyeri dada
  • Dingin di tangan dan kaki
Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia.

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri Anda ke dokter apabila merasa cepat lelah atau mengalami gejala anemia yang makin lama makin memburuk.
Bila Anda menderita anemia yang memerlukan pengobatan jangka panjang atau bahkan rutin menerima transfusi darah, maka Anda perlu melakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami kondisi yang dapat menimbulkan anemia, seperti penyakit ginjal, gangguan menstruasi, kanker usus, atau wasir.
Bagi ibu hamil, menurunnya Hb merupakan hal yang normal. Untuk menjaga kesehatan ibu dan janin, periksakan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Dokter kandungan akan memberikan suplemen untuk mencegah anemia saat kehamilan.
Bila Anda menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia, misalnya thalasemia, atau memiliki keluarga yang menderita penyakit tersebut, disarankan untuk konsultasi dengan dokter sebelum berencana memiliki keturunan.

Diagnosis Anemia

Untuk menentukan apakah pasien menderita anemia, dokter akan melakukan hitung darah lengkap. Dengan memeriksa sampel darah pasien, dokter dapat mengetahui kadar hemoglobin yang terdapat dalam darah.
Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia, kondisi, dan jenis kelamin. Seseorang bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada di bawah angka berikut:
  • Anak-anak: 11-13 gram per desiliter.
  • Ibu hamil: 11 gram per desiliter.
  • Laki-laki: 14-18 gram per desiliter.
  • Perempuan: 12-16 gram per desiliter.
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur kadar zat besi, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari penyebab anemia, seperti:
  • Endoskopi, guna melihat apakah lambung atau usus mengalami perdarahan.
  • USG panggul, guna mengetahui penyebab gangguan menstruasi yang menimbulkan anemia.
  • Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang, guna mengetahui kadar, bentuk, serta tingkat kematangan sel darah dari ‘pabriknya’ langsung.
  • Pemeriksaan sampel cairan ketuban saat kehamilan guna mengetahui kemungkinan janin menderita kelainan genetik yang menyebabkan anemia.

Pengobatan Anemia

Metode pengobatan anemia tergantung pada jenis anemia yang diderita pasien. Perlu diketahui, pengobatan bagi satu jenis anemia bisa berbahaya bagi anemia jenis yang lain. Oleh karena itu, dokter tidak akan memulai pengobatan sebelum mengetahui penyebabnya dengan pasti.
Beberapa contoh pengobatan anemia berdasarkan jenisnya adalah:
  • Anemia akibat kekurangan zat besi
Kondisi ini diatasi dengan mengonsumsi makanan dan suplemen zat besi. Pada kasus yang parah, diperlukan transfusi darah.
  • Anemia pada masa kehamilan
Kondisi ini ditangani dengan pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan asam folat, yang dosisnya ditentukan oleh dokter.
  • Anemia akibat perdarahan
Kondisi ini diobati dengan menghentikan perdarahan. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suplemen zat besi atau transfusi darah.
  • Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
  • Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau pengangkatan limpa.
  • Anemia akibat penyakit kronis
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
  • Anemia sel sabit
Kondisi ini ditangani dengan suplemen zat besi dan asam folat, cangkok sumsum tulang, dan pemberian kemoterapi, seperti hydroxyurea. Dalam kondisi tertentu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik.
  • Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.

Komplikasi Anemia

Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:

Pencegahan Anemia

Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
  • Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
  • Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
  • Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.

IPA BAB 6 VARISES

Varises adalah pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut. Varises ditandai dengan pembuluh vena yang berwarna ungu atau biru gelap, dan tampak bengkak atau menonjol.
Varises dapat terjadi di seluruh pembuluh vena dalam tubuh. Namun, kondisi ini paling sering terjadi di area tungkai, terutama betis, karena tekanan besar saat kita berdiri atau berjalan. Varises juga dapat muncul di bagian panggul, anus (wasir), vagina, rahim, atau kerongkongan (varises esofagus).
varises-alodokter
Sebagian besar kasus varises di tungkai dialami oleh wanita dibandingkan pria. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena varises, yaitu pertambahan usia, berat badan berlebih (obesitas), faktor keturunan, dan lingkungan kerja yang menyebabkan seseorang harus berdiri dalam jangka waktu lama.

Penyebab Varises

Pembuluh vena berfungsi untuk mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam pembuluh vena terdapat katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah, sehingga darah yang telah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Lemah atau rusaknya katup vena menyebabkan darah berbalik arah dan terjadi penumpukan darah di dalam pembuluh vena. Penumpukan inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh vena melebar.

Diagnosis Varises

Diagnosis varises diawali dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, yang meliputi gejala, riwayat penyakit, kebiasaan, lingkungan kerja, dan faktor risiko yang memicu penderita terkena varises. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati bagian tubuh yang mengalami varises. Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, kecuali dokter mencurigai adanya masalah lain, seperti pada vena dalam (deep vein thrombosis). Beberapa jenis tes penunjang yang mungkin dilakukan adalah USG Doppler dan angiografi.

Pengobatan Varises

Pengobatan varises umumnya disesuaikan dengan kondisi pasien secara keseluruhan, ukuran dan posisi varises, serta tingkat keparahan varises. Tujuan pengobatan adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, dan menghindari terjadinya komplikasi berupa luka atau perdarahan. Metode pengobatan yang umumnya digunakan adalah terapi obat dan memakai stoking khusus yang dinamakan stoking kompresi.
Jika rasa tidak nyaman atau nyeri akibat varises semakin terasa, maka dokter akan merekomendasikan prosedur bedah baik bedah kecil maupun besar, misalnya dengan terapi laser atau mengikat pembuluh vena jika gejala semakin memburuk atau varises telah menyebabkan komplikasi.

IPA BAB 6 STROKE

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.
stroke-alodokter
Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000 penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi Selatan.
Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15% kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian yang lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik.
Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.

Gejala dan Penyebab Stroke

Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering dijumpai adalah:
  • Tungkai mati rasa
  • Bicara menjadi kacau
  • Wajah terlihat menurun
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

Pengobatan dan Pencegahan Stroke

Pengobatan stroke tergantung kepada kondisi yang dialami pasien. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, pasien akan dianjurkan menjalani fisioterapi, dan diikuti terapi psikologis apabila diperlukan.
Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk:
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Berolahraga secara rutin.
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman keras.

Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang dapat membahayakan nyawa, antara lain:
  • Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.
  • Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
  • Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.

IPA BAB 6 JANTUNG KORONER

Apa itu penyakit jantung koroner (PJK)?

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah masalah jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh arteri koroner. Pembuluh arteri koroner menyempit disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol di dinding dalamnya untuk jangka waktu panjang. Penyempitan dinding arteri ini disebut aterosklerosis.
Seiring berjalannya waktu, PJK dapat menyebabkan otot jantung melemah sehingga menimbulkan komplikasi seperti gagal jantung dan aritmia (gangguan irama jantung)

Seberapa umumkah penyakit jantung koroner (PJK)?

Semua orang dapat mengalami penyakit ini. PJK adalah jenis penyakit jantung kronis yang menyebabkan tingginya angka kematian di dunia.
Namun, orang berkulit hitam dan penduduk Asia Tenggara seperti Indonesia memiliki kemungkinan paling tinggi. Sekiranya ada 5-9% orang dewasa di atas 20 tahun yang menderita penyakit jantung koroner.
Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena gangguan ini dengan mengurangi faktor risiko. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & Gejala

Apa saja tanda dan gejala penyakit jantung koroner (PJK)?

Gejala PJK biasanya tidak selalu langsung muncul di awal mula terjadinya penyakit. Namun seiring waktu, berikut gejala penyakit jantung koroner yang harus diwaspadai:

1. Nyeri dada (angina)

Angina adalah nyeri dada yang teramat sangat intens akibat otot jantung tidak mendapatkan cukup pasokan darah kaya oksigen. Rasa sakitnya mirip dicubit atau dada tertindih benda berat.
Sensasi dicubit tersebut dapat menyebar ke pundak, lengan, leher, rahang, dan punggung kiri. Bisa juga seperti menembus dari depan dada ke punggung. Rasa nyeri dapat muncul dan menjadi lebih parah saat pasien sedang beraktivitas berat, misalnya berolahraga.
Perlu Anda ketahui juga bahwa gejala angina pada pria dan wanita berbeda. Wanita cenderung melaporkan serangan jantung yang diawali kemunculan rasa nyeri spesifik di bawah dada dan perut bagian bawah.
Namun perlu diingat juga, tidak semua nyeri dada adalah gejala penyakit jantung koroner. Nyeri dada akibat angina umumnya biasa disertai oleh gejala lainnya, seperti keringat dingin.

2. Keringat dingin dan mual

Ketika pembuluh darah menyempit, otot-otot jantung akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan suatu kondisi yang disebut iskemia. Kondisi ini akan memicu suatu sensasi yang sering dideskripsikan sebagai keringat dingin. Di sisi lain, iskemia juga dapat memicu reaksi mual dan muntah.

3. Sesak napas

Jantung yang tidak berfungsi normal kesulitan memompa darah segar ke paru sehingga Anda akan kesulitan bernapas.  Selain itu, cairan yang berkumpul di paru-paru juga menyebabkan sesak napas bertambah parah.
Sesak napas yang jadi gejala PJK biasanya terjadi bersamaan dengan nyeri dada.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Apabila Anda merasakan nyeri pada bagian dada yang terasa sangat intens, atau Anda curiga Anda terkena serangan jantung, segera pergi ke unit gawat darurat terdekat. Kadang pengidap PJK keliru mengira angina sebagai “masuk angin” yang seringkali membuat mereka terlambat mendapatkan pertolongan.
Konsultasikan dengan dokter apabila Anda memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol (lemak darah) tinggi, diabetes, kegemukan, atau apabila Anda merokok. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung koroner.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi dan mengurangi keparahan penyakit.

Penyebab

Apa penyebab penyakit jantung koroner (PJK)?

Penyebab penyakit jantung koroner ada banyak. Meski begitu, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, dan peradangan pada pembuluh darah merupakan faktor utama yang melukai dinding arteri sehingga menyebabkan PJK.
Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah menempel pada arteri dan lambat laun menebal. Penyempitan pembuluh kemudian akan menghambat aliran darah kaya oksigen ke jantung. Jika plak ini pecah, trombosit akan menempel pada luka di arteri dan membentuk gumpalan darah yang memblokir arteri.  Hal ini dapat menyebabkan angina semakin parah.
Ketika bekuan darah cukup besar maka arteri akan tertekan, yang menyebabkan infark miokard atau kematian otot jantung.

Faktor-faktor Risiko

Apa yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK)?

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi penyakit jantung koroner adalah:
  • Usia lanjut. Semakin tua, arteri akan semakin menyempit dan rapuh.
  • Pria lebih memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner daripada wanita.
  • Apabila ada anggota keluarga Anda menderita gangguan jantung, maka risiko PJK meningkat.
  • Merokok. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan arteri sementara carbon monoksida menyebabkan kerusakan pembuluh.
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan/atau kadar lemak darah yang tinggi.
  • Memiliki trauma mental atau stres psikologis berat jangka waktu panjang.
Sementara aterosklerosis itu sendiri disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup dan kondisi seperti:
  • Jarang atau bahkan tidak aktif bergerak.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Makan makanan kurang sehat.
  • Merokok.
  • Kolesterol tinggi.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Diabetes.
Tidak memiliki risiko tidak berarti Anda bebas dari kemungkinan terkena PJK. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Diagnosis & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes diagnosis penyakit jantung koroner (PJK) di rumah sakit?

1. Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram berfungsi untuk merekam sinyal-sinyal listrik yang bergerak melalui jantung di dalam tubuh. EKG seringkali dapat mendiagnosis bukti serangan jantung sebelum kejadian atau yang sedang berlangsung.

2. Ekokardiogram

Ekokardiogram adalah tes untuk mendiagnosis kondisi penyakit jantung koroner. Alat ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung Anda. Selama ekokardiogram, dokter Anda dapat menentukan apakah semua bagian jantung bekerja normal ketika memompa darah.
Dengan ekokardiogram, dokter dapat mengetahui beberapa bagian yang lemah dan mungkin rusak saat serangan jantung terjadi. Dokter juga bisa mendiagnosis beberapa kondisi penyakit jantung lainnya dengan alat ini.

3. Tes stres EKG

Jika tanda dan gejala serangan jantung paling sering muncul saat berolahraga, dokter mungkin akan menyarankan Anda melakukan tes stres jantung.
Tes ini dilakukan dengan Anda berjalan di atas treadmill atau sambil mengendarai sepeda statis sembari kerja jantung dipantau dokter. Dalam beberapa kasus, dokter akan menggunakan obat-obatan untuk merangsang jantung Anda bekerja seperti saat sedang berolahraga.
Tes stres nuklir adalah tes lain yang dapat membantu mengukur seberapa banyak dan seberapa cepat aliran darah ke otot jantung Anda. ini dilakukan untuk mengetahui kondisi jantung saat Anda beristirahat atau sedang tidak melakukan apapun dan selama Anda stres.

4. Kateterisasi jantung dan angiogram

Untuk mengamati seberapa lancar aliran darah ke jantung Anda, dokter mungkin menyuntikkan zat pewarna khusus ke dalam pembuluh darah di jantung Anda. Tes ini dikenal sebagai angiogram.
Pewarna disuntikkan ke dalam arteri jantung melalui tabung (kateter) panjang, tipis, fleksibel melalui arteri.  Pada proses kateterisasi jantung, pewarna yang masuk tadi akan menguraikan bintik-bintik sempit yang akan menampilkan adanya sumbatan pada tampilan gambar di layar.
Jika ditemukan adanya penyumbatan yang butuh perawatan, balon akan didorong melalui kateter dan dipompa untuk meningkatkan aliran darah di arteri koroner Anda.

5. CT scan jantung

Computerized Tomography (CT) Scan dapat membantu dokter Anda melihat deposit kalsium di arteri Anda. Kelebihan kalsium dapat mempersempit arteri sehingga ini dapat menjadi pertanda kemungkinan penyakit arteri koroner.
Selain itu, dokter akan melakukan X-ray dan ultrasound untuk menyimpulkan kondisi Anda.

Apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit jantung koroner (PJK)?

Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung koroner adalah:
  • Obat-obatan penurun kolesterol, termasuk statin, niasin, dan fibrat. Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol darah sehingga mengurangi jumlah lemak yang menempel pada pembuluh.
  • Aspirin: Aspirin atau pengencer darah lainnya membantu untuk melarutkan darah yang tersumbat, dan mencegah risiko stroke atau infark miokard. Namun dalam beberapa kasus, aspirin mungkin bukan pilihan yang baik. Beri tahu dokter jika Anda menderita gangguan pembekuan darah.
  • Beta blockers: Beta blockers menurunkan tekanan darah dan mencegah risiko infark miokard.
  • Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin: Obat ini dapat membantu mencegah risiko infark miokard.
Operasi:
  • Pemasangan stent untuk memperlebar arteri koroner yang menyempit.
  • Bedah koroner seperti operasi bypass jantung adalah pengobatan yang paling umum untuk PJK. Dokter juga dapat melakukan angioplasty jika diperlukan.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung koroner (PJK)?

Untuk mengendalikan perkembangan PJK, Anda perlu mempertahankan kegiatan rutin seperti:
  • Mengatur pola makanan sehat seimbang: banyak mengonsumsi buah dan sayuran, mengonsumsi produk susu rendah lemak dan mengurangi makanan berlemak lainnya
  • Konsumsi obat sesuai perintah dokter.
  • Kurangi asupan garam.
  • Berolahraga secara teratur, seperti jalan singkat selama 30 menit per hari. Konsultasikan dengan ahli kebugaran tubuh atau dokter untuk menentukan olahraga apa yang tepat bagi jantung Anda.
  • Selalu mempertahankan berat badan yang sehat

IPA BAB 6 JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

Bagian-bagian jantung serta fungsinya

gambar anatomi jantung
Gambar anatomi jantung
Penasaran bagaimana organ yang tak lebih dari kepalan tangan mampu memopa darah ke seluruh tubuh? Berikut uraian singkat tentang anatomi jantung beserta fungsinya.

Perikardium

Jantung berada dalam rongga berisi cairan yang disebut rongga perikardial. Dinding dan lapisan rongga perikardial inilah yang disebut dengan perikardium.
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk melumasi jantung selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam).

Serambi

Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah.
Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru-paru. Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot karena tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah.

Bilik

Sama seperti serambi, bilik atau disebut juga ventrikel merupakan bagian jantung bawah yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor dari jantung ke paru-paru.
Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot dibandingkan dengan serambi karena bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru-paru maupun ke seluruh tubuh.

Katup

Jantung memiliki empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah, yaitu:
  • Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan.
  • Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
  • Katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.
  • Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen untuk dilewati dari bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di tubuh).

Pembuluh darah

Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:
  • Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian tubuh lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten.
  • Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan dengan arteri, vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.
  • Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi.

Siklus jantung

Siklus jantung adalah urutan kejadian yang terjadi saat jantung berdetak. Berikut dua fase siklus jantung, yaitu:
  • Sistol, jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar dari ventrikel.
  • Diastol, otot jantung rileks terjadi pada saat pengisian darah di jantung
Tekanan darah meningkat di arteri utama selama sistol ventrikel dan menurun selama diastol ventrikel. Hal ini menyebabkan 2 angka yang terkait dengan tekanan darah. Tekanan darah sistolik adalah angka yang lebih tinggi dan tekanan darah diastolik adalah angka yang lebih rendah. Misalnya, tekanan darah 120/80 mmHg menggambarkan tekanan sistolik (120) dan tekanan diastolik (80).

IPA BAB 6 DARAH

Pengertian Darah

Darah berbentuk cairan yang terkandung dari berbagai unsur, darah yang terdapat didalam tubuh yang mengangkut senyawa penting misalnya seperti nutrisi dan oksigen ke dalam sel dan juga mentranspor produk buangan metabolik dari sel. Darah merupakan komponen penting yang terdapat tubuh hal ini disebabkan karena darah memiliki banyak manfaat lainnya dalam menunjang kehidupan. Tanpa adanya darah yang cukup, tubuh akan mengalami berbagai jenis gangguan kesehatan dan dapat menyebabkan kematian.
Pengertian Darah, Fungsi, Komponen dan Kandungan
Darah ini sebetulnya merupakan campuran dari cairan dan sel, yang didalamnya terdapat juga makronutrisi seperti protein serta ion seperti sodium dalam darah ini. Semua komponen tersebut memainkan peran yang penting untuk tubuh kita. Selain untuk mengangkut senyawa penting bagi tubuh darah juga membuang produk buangan dari sel, darah juga bertindak untuk melindungi tubuh dari invasi virus dan bakteri serta terhadap kerusakan pada sel.

Fungsi Darah

Darah memiliki ketebalan lebih dibandingkan air, dan darah juga terasa sedikit lengket. Suhu dari darah yang terdapat dalam tubuh 38 derajat Celsius, hal itu, lebih tinggi 1 derajat dari suhu tubuh. Sangat Pentingnya darah dalam tubuh karena darah memiliki fungsi sebagai berikut :

Sebagai Zat Pengangkut (Transportasi)

Fungsi darah iyalah sebagai pengangkut semua macam jenis zat-zat kimia seperti hasil buangan metabolisme, oksigen, karbondioksida, serta juga hormon.

Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh (Proteksi)

Fungsi darah sebagai sistem kekebalan tubuh ialah karena darah akan menyuplai jaringan yang terdapat dalam tubuh dengan berbagai macam jenis nutrisi, mengangkut sisa-sisa dari zat-zat metabolisme, dan juga darah juga memiliki kandungan berbagai bahan-bahan penyusun sistem imun sehingga akan mampu untuk mempertahankan tubuh dari serangan berbagai penyakit seperti bakteri dan virus.

Menjaga Keseimbangan Tubuh (Regulasi)

Darah akan dapat membantu dalam menjaga keseimbangan tubuh, contohnya darah akan dapat membuat suhu tubuh tetap terjaga, hal ini dilakukan dengan melalui plasma darah, yang dapat mengabsorbsi unsur panas. Pada saat pembuluh darah meluas, darah ajab mengalir lebih lambat dan hal ini tentu akan menyebabkan panas hilang, dan pada saat suhu lingkungan turun, pemuluh darah dapat mengerut agar kehilangan unsur panas dapat ditekan.

Kandungan Darah

Adapun Kandungan dalam darah, antara lain :
  1. Air = 91%
  2. Protein = 3%
  3. Mineral = 0,9%
  4. Bahan organik = 0,1%

Komponen Darah

Adapun komponen yang terdapat di dalam darah itu penting dan saling berkaitan. Dibawah ini kompone-komponen darah, antara lain :
1. Korpuskuler
Korpuskuler merupakan unsur padat yang terdapat dalam darah dan tebentuk dari sel darah merah (Eritrosit), sel darah putih (Leukosit), serta keping darah (Trombosit).
2. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah dikatakan juga dengan Eritrosit merupakan unsur dan komponen utama dari sel darah. Sel darah merah ini memiliki bentuk bikonkaf (pipih) dengan kedua sisi yang cekung terdapat pada bagian tengah. Warna merah yang terdapat pada eritrosit ini disebabkan karena didalamnya terkandungan hemoglobin. Fungsi darah eritrosit itu berguna untuk dapat mengikat oksigen.
3. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih disebut juga dengan Leukosit mempunyai inti, akan tetapi tidak memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dari leukosit (sel darah putih) ialah sebagai pemakan bibit-bibit penyakit serta benda asing yang yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit (sel darah putih) ini jumlahnya akan secara terus menerus meningkat tergantung dari banyak sedikitnya bibit penyakit ataupun benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah putih tersebut terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
Macam- macam leukosit meliputi:
a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak memiliki granula didalamnya, yang terdiri dari :
  • Limposit.jaringan RES (sistem retikuloendotel) & kelenjar limfe yang menghasilkan Limposit, bentuknya ada yang besar dan juga ada yang kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula serta intinya besar, banyaknya berkirsar 20%-15% dan memiliki fungsi untuk membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
  • Monosit.Terbanyak dibuat pada sumsum merah, ukurannya lebih besar dari limfosit, monosit ini berfungsi sebagai fagosit dan terdapat 34% banyaknya. Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop akan terlihat bahwa protoplasmanya cukup lebar, berwarna biru abu-abu memiliki bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya berbentuk bulat dan panjang dan juga berwarna lembayung muda.
b. Granulosit
Granulosit (leukosit granular) yang terdiri dari, sebagai berikut :
  1. Neutrofildikatakan juga sebagai (polimorfonuklear leukosit), memiliki inti sel yang terkadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus atau glandula, banyaknya berkisar 60%-50%.
  2. EusinofilEusionfil ini Ukuran serta bentuknya hampir mirip dengan neutrofil namun granula dan sitoplasmanya lebih besar, dan banyaknya sekitar 24%.
  3. BasofilBasofil memiliki ukuran yang lebih kecil dari eusinofil meskipun begitu, basofil tersebut memiliki inti yang bentuknya tersusun atau teratur, di dalam protoplasmanya ada granula-granula besar. Banyaknya 50 % bagian dari sumsum merah.
4. Keping Darah (Trombosit)
Keping darah disebut juga dengan Trombosit memiliki bentuk yang bulat kecil. Keping darah merupakan salah satu dari komponen darah yang memiliki peranan penting dalam sebuah proses pembekuan darah. Ketika terjadi luka, maka keping darah ( trombosit) ini yang akan menutupi pembuluh darah yang rusak dengan cara membentuk jaring-jaring seperti benang fibrin. Selain dari itu trombosit ini juga berguna untuk melawan infeksi yang dikarenakan oleh virus dan bakteri dengan memakan atau menghancurkan virus atau bakteri yang ada.
5. Plasma Darah
Plasma darah adalah komponen darah yang terbentuk dari protein darah dan air (Albumin, Globulin, & Fibrinogen). Cairan yang terdapat pada plasma darah yang tidak mempunyai kandungan fibrinogen disebut dengan sebutan serum darah. Protein dalam serum darah ini memiliki fungsi sebagai antibodi terhadap gangguan dari benda asing. Fungsi dari plasma darah ini iyalah mengangkut berbagai sari-sari makanan atau nutrisi dari makanan menuju ke sel-sel dan juga jaringan tubuh serta membawa sisa-sisa metabolisme ke tempat pembuangan. Peran plasma darah ini juga dapat menghasilkan zat antibodi yang berguna untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS