Pages

IPA BAB 4 GEJALA KEKURANGAN MINERAL

Jumat, 27 September 2019

1. Rambut rontok
Seng penting bagi replikasi sel yang baik dan penyerapan protein dan fungsi ini penting untuk membuat rambut tebal dan bersinar.
Sebuah penelitian di tahun 2013 dalam Annals of Dermatology pada 312 orang dengan rambut rontok diketahui semuanya memiliki konsentrasi seng yang rendah dalam darah mereka.
2. Kuku rapuh dengan bintik putih
Derbyshire mengatakan, bintik putih pada kuku, terkadang disebut dengan garis Beau, merupakan salah satu kunci tanda kekurangan seng.
Kuku Anda mungkin mengalami pertumbuhan yang lambat, rapuh, dan mudah retak juga. Ini dikarenakan kadar stabil seng dalam tubuh dibutuhkan untuk jaringan pertumbuhan dan sel di kuku. Ketika seng ini kurang, masalah kuku general bisa muncul, jika lebih buruk, bisa bermanifestasi menjadi bintik putih.
3. Gigi kusam
Menurut dokter gigi di Bow Lane Dental Group, London, seng merupakan elemen penting di dalam mulut dan secara alami ada di plak, air liur, dan enamel.
"Jika seseorang kekurangan seng mereka bisa menyadari adanya sensitivitas bau, rasa yang berubah, lapisan putih di lidah, dan kemungkinan besar menyebabkan sariawan, ditambah gusi radang," ujarnya.
4. Sariawan
Sebuah penelitian di tahun 2014 dalam The Journal of Laryngology & Otologymenemukan bahwa kadar seng yang kurang bisa meningkatkan risiko sariawan mulut dan pasien yang menunjukkan kekurangan seng dalam aliran darahnya seringkali mengalami kekambuhan sariawan.
5. Jerawat dan masalah kulit lainnya
Satu penelitian dalam jurnal dari Turkish Academy of Dermatology menyebutkan bahwa 54 persen orang yang berjerawat memiliki kadar seng yang rendah.
Selain itu, kekurangan seng juga bisa menyebabkan kulit kudis yang menunjukkan luka dan tanda yang tidak hilang atau butuh waktu lama untuk sembuh, karena seng penting untuk menyembuhkan luka.
6. Tulang lemah
Selama ini orang hanya membicarakan kalsium untuk tulang, padahal seng juga mineral penting yang dibutuhkan untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang. Seng memiliki fungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan sel, serta mengubah kolagen yang butuhkan untuk membentuk tulang sehat.
Anak yang menjalani vegetarian atau diet sangat ketat seringkali mengalami kekurangan mineral ini dan bisa mengalami masalah dalam perkembangan tulang mereka di masa anak-anak dan remaja.

IPA BAB 4 GEJALA KEKURANGAN VITAMIN

Kamis, 26 September 2019

Berikut 5 tanda tubuh kekurangan vitamin dengan manifestasi yang aneh.
1. Seperti ada celah di sudut mulut
Gejala ini merupakan tanda tubuh kekurangan zat besi, zinc, dan vitamin B seperti niacin (B3), riboflavin (B2), dan B12. "Kekurangan ini biasa terjadi pada orang yang tidak makan daging, seperti vegetarian," kata Blum.
Solusi untuk kekurangan ini adalah makan daging unggas, salmon, tuna, telur, tiram, kerang, tomat yang dikeringkan dengan matahari, dan kacang-kacangan. Penyerapan besi bisa ditingkatkan dengan rajin mengkonsumsi vitamin C, yang juga berfungsi sebagai anti inflamasi.

2. Kulit kemerahan, bersisik dan ruam pada wajah atau bagian manapun, terkadang disertai kerontokan wambut
Hal ini dikarenakan kekurangan vitamin rambut yang disebut biotin (B7). Ketika tubuh menyimpan vitamin yang larut lemak (A,D,E,K), maka vitamin B yang terlarut dalam air juga tidak disimpan. Kebiasaan makan telur mentah akan membuat kita rentan mengalami kondisi ini karena protein dalam telur mentah yang disebut avidin, menghambat tubuh menyerap biotin.
Solusinya adalah, makan lebih banyak telur yang sudah dimasak. Telur yang sudah dimasak akan menghentikan aktivitas avidin. Selain itu konsumsi salmon, alpukat, jamur, kacang kedelai, pisang, dan kacang-kacangan.
3. Benjolan seperti jerawat warna merah atau putih di pipi, lengan, betis dan pantat
Hal ini menandakan tubuh kekurangan asam lemak penting, serta vitamin A dan D. Solusinya adalah menurunkan konsumsi lemak jenuh dan meningkatkan asupan lemak sehat. Sebaiknya tingkatkan konsumsi makanan seperti salmon, sardin, almon, walnut, atau flax.
Untuk mencukupi kebutuhan vitamin A bisa dari tanaman berdaun atau sayuran kaya warna seperti wortel, ubi, dan paprika merah. “Makanan ini mengandung beta karoten, sebuah prekursor vitamin A. Tanpa prekursor tubuh tidak akan membentuk vitamin,” kata Blum.
Untuk vitamin D bisa didapatkan dengan berjemur di bawah sinar matahari atau konsumsi suplemen. Selain itu penuhi kecukupan vitamin A dan K yang akan membantu penyerapan vitamin D.
4. Rasa kesemutan, menusuk, dan mati pada tangan, kaki, serta tempat lainnya
Gejala ini merupakan kekurangan vitamin B seperti  folat (B9), B6, and B12. “Masalah ini berkaitan langsung dengan sistem saraf periferal,” kata Blum. Gejala ini juga bisa dikaitkan dengan kecemasan, anemia, rasa lemah, dan ketidakseimbangan hormon. Solusinya adalah makan bayam, asparagus, beet, kacang, telur, gurita, kerang, daging unggas, tiram dan remis.
5. Kram otot sampai menimbulkan rasa tertusuk di jari kaki, betis, lengkungan, dan punggung kaki
Kondisi ini tentu menyusahkan, apalagi bila terjadi berulang. Gejala ini merupakan tanda tubuh kekurangan magnesium, kalsium, dan kalium. Kekurangan ini semakin berat melalui keringat yang banyak keluar saat melakukan olahraga berat.
Solusinya adalah makan banyak pisang, almond, hazelnut, labu, cherry, apel, anggur, brokoli, bak choy, dan tumbuhan berdaun hijau gelap seperti kale, bayam, dan dandelion.

IPA BAB 4 KONSTIPASI

Konstipasi umumnya terjadi ketika tinja bergerak terlalu lamban dalam sistem pencernaan dan tidak bisa dikeluarkan secara efektif dari rektum, Akibatnya, tinja menjadi keras dan kering sehingga lebih sulit lagi dikeluarkan dari rektum.
Penyakit ini bisa dipicu oleh berbagai faktor yang meliputi:
  • Pola makan yang buruk, misalnya kurang mengonsumsi serat atau kurang minum.
  • Kurang aktif bergerak, termasuk juga jarang olahraga.
  • Penyakit pada usus atau rektum, contohnya fisura ani, penyumbatan usus, kanker usus besar, dan kanker rektum.
  • Ganguan saraf. Gangguan ini menghambat pergerakan tinja melalui usus, dan biasanya terjadi pada penderita penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang, stroke, dan multiple sclerosis.
  • Gangguan pada otot yang mengerakkan usus. Kondisi ini dapat ditemui pada kondisi otot panggul yang melemah atau dyssynergia.
  • Gangguan hormon. Beberapa jenis hormon berfungsi menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Gangguan pada hormon ini dapat membuat cairan dalam tubuh tidak stabil sehingga memicu terjadinya konstipasi. Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan gangguan ini, antara lain adalah diabetes, hiperparatiroidisme, kehamilan, atau hipotiroidisme.
  • Efek samping konsumsi obat, contohnya obat antasida, antikonvulsan, antagonis kalsium, diuretik, suplemen besi, obat untuk penyakit Parkinson, dan antidepresan.
  • Mengabaikan keinginan untuk buang air besar.
  • Gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi.
Sementara pada bayi dan anak-anak, konstipasi biasanya dipicu oleh kurangnya konsumsi makanan berserat dan kurang minum, pertama kali minum susu formula, serta merasa cemas atau tertekan saat menjalani latihan buang air besar di kamar mandi.

IPA BAB 4 DIARE

Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.
diare - Alodokter
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera mendapat pertolongan medis.

Gejala dan Penyebab Diare

Gejala diare bervariasi. Penderita bisa merasakan satu atau lebih gejala. Namun, gejala yang paling sering dirasakan penderita diare antara lain:
  • Perut terasa mulas.
  • Tinja encer atau bahkan berdarah.
  • Mengalami dehidrasi.
  • Pusing, lemas, dan kulit kering.
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman di usus besar. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat radang di saluran pencernaan.

Pengobatan dan Pencegahan Diare

Penderita diare dapat meminum cairan elektrolit, guna mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selama terjadi diare, konsumsi makanan yang lunak dan antibiotik atau obat anti diare. Untuk kondisi yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan, seperti:
  • Obat antibiotik
  • Obat pereda nyeri
  • Obat yang dapat memperlambat gerakan usus.
Untuk mencegah diare, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, serta hindari konsumsi makanan dan meminum air yang tidak dimasak hingga matang.

IPA BAB 4 HEPATITIS

Hepatitis adalah istilah umum penyakit yang merujuk pada peradangan yang terjadi di hati. Hepatitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus, meskipun juga dapat disebabkan oleh kondisi lain. Beberapa penyebab hepatitis selain infeksi virus adalah kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, serta zat racun atau obat-obatan tertentu.
hepatitis - alodokter
Hepatitis dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh terutama yang berkaitan dengan metabolisme, karena hati memiliki banyak sekali peranan dalam metabolisme tubuh, seperti:
  • Menghasilkan empedu untuk pencernaan lemak.
  • Menguraikan karbohidrat, lemak, dan protein.
  • Menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh.
  • Mengaktifkan berbagai enzim.
  • Membuang bilirubin (zat yang dapat membuat tubuh menjadi kuning), kolesterol, hormon, dan obat-obatan.
  • Membentuk protein seperti albumin dan faktor pembekuan darah.
  • Menyimpan karbohidrat (dalam bentuk glikogen), vitamin, dan mineral.
Hepatitis yang terjadi dapat bersifat akut maupun kronis. Seseorang yang mengalami hepatitis akut dapat memberikan beragam manifestasi dan perjalanan penyakit. Mulai dari tidak bergejala, bergejala dan sembuh sendiri, menjadi kronis, dan yang paling berbahaya adalah berkembang menjadi gagal hati. Bila berkembang menjadi hepatitis kronis, dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati (hepatocellular carcinoma) dalam kurun waktu tahunan. Pengobatan hepatitis sendiri bermacam-macam sesuai dengan jenis hepatitis yang diderita dan gejala yang muncul.

Penyebab Hepatitis

Hepatitis dapat disebabkan karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus adalah sebagai berikut:
  • Hepatitis A. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.
  • Hepatitis B. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.
  • Hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.
  • Hepatitis D. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
  • Hepatitis E. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.
Ibu yang menderita hepatitis B dan C juga dapat menularkan kepada bayinya melalui jalan lahir.
Selain disebabkan oleh virus, hepatitis juga dapat terjadi akibat kerusakan pada hati oleh senyawa kimia, terutama alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan akan merusak sel-sel hati secara permanen dan dapat berkembang menjadi gagal hati atau sirosis. Penggunaan obat-obatan melebihi dosis atau paparan racun juga dapat menyebabkan hepatitis.
Pada beberapa kasus, hepatitis terjadi karena kondisi autoimun pada tubuh. Pada hepatitis yang disebabkan oleh autoimun, sistem imun tubuh justru menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini adalah sel-sel hati, sehingga menyebabkan peradangan. Peradangan yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat. Hepatitis autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria.

Gejala Umum Hepatitis

Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih dahulu virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15-45 hari, HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.
Beberapa gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah:
  • Mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas.
  • Feses berwarna pucat.
  • Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice).
  • Nyeri perut.
  • Berat badan turun.
  • Urine menjadi gelap seperti teh.
  • Kehilangan nafsu makan.
Bila Anda mengalami hepatitis virus yang dapat berubah menjadi kronik, seperti hepatitis B dan C, mungkin Anda tidak mengalami gejala tersebut pada awalnya, sampai kerusakan yang dihasilkan oleh virus berefek terhadap fungsi hati. Sehingga diagnosisnya menjadi terlambat.

Faktor Risiko Hepatitis

Faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang untuk lebih mudah terkena hepatitis tergantung dari penyebab hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang dapat menular lewat makanan atau minuman seperti hepatitis A dan hepatitis E, lebih berisiko pada pekerja pengolahan air atau pengolahan limbah. Sementara hepatitis non infeksi, lebih berisiko pada seseorang yang kecanduan alkohol.
Untuk hepatitis yang penularannya melalui cairan tubuh seperti hepatitis B,C, dan D lebih berisiko pada:
  • Petugas medis.
  • Pengguna NAPZA dengan jarum suntik.
  • Berganti-ganti pasangan seksual.
  • Orang yang sering menerima transfusi darah.
Namun saat ini sudah jarang orang yang tertular hepatitis melalui transfusi darah, karena setiap darah yang didonorkan terlebih dulu melewati pemeriksaan untuk penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui darah.

Diagnosis Hepatitis

Langkah diagnosis hepatitis pertama adalah dengan menanyakan riwayat timbulnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda atau kelainan fisik yang muncul pada pasien, seperti dengan menekan perut untuk mencari pembesaran hati sebagai tanda hepatitis, dan memeriksa kulit serta mata untuk melihat perubahan warna menjadi kuning.
Setelah itu, pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
  • Tes fungsi hati. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pasien untuk mengecek kinerja hati. Pada tes fungsi hati, kandungan enzim hati dalam darah, yaitu enzim aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase (AST/SGOT dan ALT/SGPT), akan diukur. Dalam kondisi normal, kedua enzim tersebut terdapat di dalam hati. Jika hati mengalami kerusakan akibat peradangan, kedua enzim tersebut akan tersebar dalam darah sehingga naik kadarnya. Meski demikian, perlu diingat bahwa tes fungsi hati tidak spesifik untuk menentukan penyebab hepatitis.
  • Tes antibodi virus hepatitis. Tes ini berfungsi untuk menentukan keberadaan antibodi yang spesifik untuk virus HAV, HBV, dan HCV. Pada saat seseorang terkena hepatitis akut, tubuh akan membentuk antibodi spesifik guna memusnahkan virus yang menyerang tubuh. Antibodi dapat terbentuk beberapa minggu setelah seseorang terkena infeksi virus hepatitis. Antibodi yang dapat terdeteksi pada penderita hepatitis akut, antara lain adalah:
    • Antibodi terhadap hepatitis A (anti HAV).
    • Antibodi terhadap material inti dari virus hepatitis B (anti HBc).
    • Antibodi terhadap material permukaan dari virus hepatitis B (anti HBs).
    • Antibodi terhadap material genetik virus hepatitis B (anti HBe).
    • Antibodi terhadap virus hepatitis C (anti HCV).
  • Tes protein dan materi genetik virus. Pada penderita hepatitis kronis, antibodi dan sistem imun tubuh tidak dapat memusnahkan virus sehingga virus terus berkembang dan lepas dari sel hati ke dalam darah. Keberadaan virus dalam darah dapat terdeteksi dengan tes antigen spesifik dan material genetik virus, antara lain:
    • Antigen material permukaan virus hepatitis B (HBsAg).
    • Antigen material genetik virus hepatitis B (HBeAg).
    • DNA virus hepatitis B (HBV DNA).
    • RNA virus hepatitis C (HCV RNA).
  • USG perutDengan bantuan gelombang suara, USG perut dapat mendeteksi kelainan pada organ hati dan sekitarnya, seperti adanya kerusakan hati, pembesaran hati, maupun tumor hati. Selain itu, melalui USG perut dapat juga terdeteksi adanya cairan dalam rongga perut serta kelainan pada kandung empedu.
  • Biopsi hati. Dalam metode ini, sampel jaringan hati akan diambil untuk kemudian diamati menggunakan mikroskop. Melalui biopsi hati, dokter dapat menentukan penyebab kerusakan yang terjadi di dalam hati.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan yang diberikan kepada penderita hepatitis bergantung kepada penyebabnya. Pemantauan kondisi fisik pasien selama masa penyembuhan hepatitis sangat diperlukan agar proses pemulihan bisa berjalan dengan baik. Aktivitas fisik yang melelahkan harus dihindari selama masa penyembuhan hingga gejala mereda.
Pengobatan hepatitis A, B, dan E akut umumnya tidak membutuhkan pengobatan spesifik, pengobatan difokuskan untuk meredakan gejala-gejala yang muncul, seperti mual muntah dan sakit perut. Perlu diingat pada kasus hepatitis akut, pemberian obat-obatan harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena fungsi hati pasien sedang terganggu. Pasien hepatitis akut harus menjaga asupan cairan tubuh, baik dengan minum air maupun dengan pemberian cairan lewat infus, untuk menghindari dehidrasi akibat sering muntah. Khusus untuk hepatitis C akut, akan diberikan obat interferon.
Pengobatan hepatitis kronis memiliki tujuan untuk menghambat perkembangbiakan virus, serta mencegah kerusakan hati lebih lanjut dan berkembang menjadi sirosis, kanker hati, atau gagal hati. Beda dengan hepatitis B kronis, pengobatan hepatitis C kronis juga bertujuan untuk memusnahkan virus dari dalam tubuh. Pengobatan terhadap hepatitis kronis melibatkan obat-obatan antivirus seperti ribavirin, simeprevir, lamivudine, dan entecavir, serta suntikan interferon. Pasien hepatitis kronis diharuskan untuk berhenti minum alkohol dan merokok untuk mencegah kerusakan hati bertambah parah.
Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan atau setelah terdapat infeksi hepatitis B. Pengobatan infeksi hepatitis D sampai saat ini belum diteliti lebih lanjut.
Pengobatan hepatitis autoimun umumnya melibatkan obat imunosupresan, terutama golongan kortikosteroid seperti prednisone dan budesonide. Selain itu, pasien penderita hepatitis autoimun juga dapat diberikan azathioprine, mycophenolate, tacrolimus, dan cyclosporin.

Komplikasi Hepatitis

Penderita hepatitis akut dapat mengalami hepatitis fulminan yang berujung kepada gagal hati akibat peradangan hebat pada hati. Gejala penderita hepatitis fulminan mencakup bicara kacau dan penurunan kesadaran hingga koma. Pasien juga dapat mengalami lebam dan perdarahan akibat kurangnya protein faktor pembekuan darah yang diproduksi hati. Penderita hepatitis fulminan dapat meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak dirawat dengan segera.
Selain hepatitis fulminan, penderita hepatitis B dan C juga dapat mengalami hepatitis kronis. Hepatitis kronis adalah hepatitis yang terjadi pada seseorang selama lebih dari 6 bulan. Pada hepatitis kronis, virus akan berkembang biak di dalam sel-sel hati dan tidak dapat dimusnahkan oleh sistem imun. Virus yang berkembang biak secara kronis dalam hati penderita akan menyebabkan peradangan kronis dan dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, atau gagal hati.

Pencegahan Hepatitis

Agar terhindar dari hepatitis, seseorang perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Misalnya dengan:
  • Menjaga kebersihan sumber air agar tidak terkontaminasi virus hepatitis.
  • Mencuci bahan makanan yang akan dikonsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
  • Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
  • Tidak menyentuh tumpahan darah tanpa sarung tangan pelindung.
  • Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom, atau tidak berganti-ganti pasangan.
  • Kurangi konsumsi alkohol.
Selain melalui pola hidup bersih dan sehat, hepatitis (terutama A dan B) bisa dicegah secara efektif melalui vaksinasi. Untuk vaksin hepatitis C, D, dan E hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan. Namun di beberapa negara, vaksin hepatitis C sudah tersedia dan bisa digunakan.

IPA BAB 4 MAG (GRASTRITIS)

Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung ini terdapat kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan.
Gastritis-alodokter
Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Dikatakan gastritis akut ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang hebat, namun hanya bersifat sementara.
Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara perlahan dan dalam waktu yang lama. Nyeri yang ditimbulkan oleh gastritis kronis merupakan nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan gastritis akut, namun terjadi dalam waktu yang lebih lama dan muncul lebih sering. Peradangan kronis lapisan lambung ini dapat menyebabkan perubahan struktur lapisan lambung dan berisiko berkembang menjadi kanker.
Selain berisiko menimbulkan kanker, gastritis juga dapat menyebabkan pengikisan lapisan lambung. Pengikisan lapisan lambung ini dikenal dengan gastritis erosif, yang dapat menyebabkan terjadinya luka dan perdarahan pada lambung. Gastritis tipe erosif lebih jarang terjadi dibandingkan gastritis non erosif.

Gejala Gastritis

Gejala gastritis yang dirasakan dapat berbeda pada tiap penderita. Akan tetapi, kondisi ini bisa juga tidak selalu menimbulkan gejala. Beberapa contoh gejala gastritis adalah:
  • Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.
  • Perut kembung.
  • Cegukan.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Hilang nafsu makan.
  • Cepat merasa kenyang saat makan.
  • Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
  • Muntah darah.
Jika seseorang menderita gastritis erosif hingga menyebabkan luka atau perdarahan pada lambung, gejala yang muncul adalah muntah darah dan tinja berwarna hitam. Akan tetapi, tidak semua nyeri pada perut menandakan gastritis. Berbagai penyakit juga dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan gastritis, seperti penyakit Crohn, batu empedu, dan keracunan makanan. Oleh karena itu diagnosis untuk menentukan penyebab terjadinya nyeri perut sangat penting untuk dilakukan.

Penyebab Gastritis

Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding lambung tersusun dari jaringan yang mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu, dinding lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat menyebabkan peradangan pada mukosa lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung, adalah:
  • Infeksi bakteri. Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang cukup sering terjadi, terutama di daerah dengan kebersihan lingkungan yang kurang baik. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada lambung dan menimbulkan gastritis, cukup banyak jenisnya. Namun, yang paling sering adalah bakteri Helicobacter pylori. Selain dipengaruhi faktor kebersihan lingkungan, infeksi bakteri ini juga dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan.
  • Pertambahan usia. Seiring bertambahnya usia, lapisan mukosa lambung akan mengalami penipisan dan melemah. Kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada lansia dibandingkan orang yang berusia lebih muda.
  • Berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol. Minuman beralkohol dapat mengikis lapisan mukosa lambung, terutama jika seseorang sangat sering mengonsumsinya. Pengikisan lapisan mukosa oleh alkohol dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding lambung, sehingga mengakibatkan terjadinya gastritis, terutama gastritis akut.
  • Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang dikonsumsi terlalu sering dapat menghambat proses regenerasi lapisan mukosa lambung, yang berujung pada cedera dan pelemahan dinding lambung, sehingga lebih mudah mengalami peradangan. Beberapa obat pereda nyeri yang dapat memicu gastritis jika dikonsumsi terlalu sering, adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
  • Autoimun. Gastritis juga dapat terjadi karena dipicu oleh penyakit autoimun. Gastritis jenis ini disebut gastritis autoimun. Gastritis autoimun terjadi pada saat sistem imun menyerang dinding lambung, sehingga menyebabkan peradangan.
Selain penyebab di atas, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gastritis adalah:
  • Penyakit Crohn.
  • Infeksi virus.
  • Kebiasaan merokok.
  • Infeksi parasit.
  • Refluks empedu.
  • Gagal ginjal.
  • Penggunaan kokain.
  • Menelan zat yang bersifat korosif dan dapat merusak dinding lambung, misalnya obat pembasmi hama.

Diagnosis Gastritis

Pasien yang diduga menderita gastritis terlebih dahulu akan menjalani pemeriksaan riwayat kesehatan serta pemeriksaan fisik oleh dokter. Pemeriksaan riwayat kesehatan mencakup menanyakan mengenai gejala yang muncul, sudah berapa lama dirasakan, serta kondisi kesehatan pasien secara umum. Untuk diagnosis yang lebih akurat, dokter akan menyarankan pasien menjalani pemeriksaan lanjutan. Di antaranya:
  • Tes untuk infeksi Helicobacter pylori. Contohnya adalah tes darah, tes sampel tinja, atau uji urea pada pernapasan (urea breath test). Selain untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori, tes darah juga dapat mendeteksi jika pasien mengalami anemia. Tes sampel tinja juga dapat mendeteksi jika pasien menderita gastritis, terutama gastritis erosif dengan mendeteksi keberadaan darah pada tinja.
  • Gastroskopi, guna melihat adanya tanda-tanda peradangan di dalam lambung. Pemeriksaan gastroskopi dilakukan dengan cara memasukkan selang khusus yang sudah dipasangi kamera di ujungnya. Selang dimasukkan ke dalam lambung melalui mulut, untuk melihat kondisi lambung. Pemeriksaan ini terkadang dikombinasikan dengan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan pada daerah yang dicurigai mengalami radang, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Biopsi juga bisa dilakukan untuk melihat keberadaan bakteri pylori.
  • Pemeriksaan foto Rontgen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi saluran pencernaan bagian atas. Untuk membantu melihat luka pada saluran pencernaan, terutama lambung, pasien akan diminta untuk menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum foto Rontgen dilakukan.

Pengobatan Gastritis

Pengobatan yang diberikan kepada pasien oleh dokter, tergantung kepada penyebab dan kondisi yang memengaruhi terjadinya gastritis. Untuk mengobati gastritis dan meredakan gejala-gejala yang ditimbulkan, dokter dapat memberikan obat-obatan berupa:
  • Obat antasida. Antasida mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri) secara cepat, dengan cara menetralisir asam lambung. Obat ini efektif untuk meredakan gejala-gejala gastritis, terutama gastritis akut. Contoh obat antasida yang dapat dikonsumsi oleh pasien adalah aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida.
  • Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala gastritis dengan cara menurunkan produksi asam di dalam lambung. Contoh obat penghambat histamin 2 adalah ranitidin, cimetidine, dan famotidine.
  • Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki tujuan yang sama seperti penghambat histamin 2, yaitu menurunkan produksi asam lambung, namun dengan mekanisme kerja yang berbeda. Contoh obat penghambat pompa proton adalah omeprazole, lansoprazole, esomeprazole, rabeprazole, dan pantoprazole.
  • Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu Helicobacter pylori. Contoh obat antibiotik yang dapat diberikan kepada penderita gastritis adalah amoxicillin, clarithromycin, tetracycline, dan metronidazole.
  • Obat antidiare. Diberikan kepada penderita gastritis dengan keluhan diare. Contoh obat antidiare yang dapat diberikan kepada penderita gastritis adalah bismut subsalisilat.

IPA BAB 4 KARIES GIGI


Karies gigi adalah kerusakan gigi yang ditandai dengan munculnya lubang.
Karies tak boleh disepelekan. Apabila tidak kunjung diatasi, lubang akan membesar dan mengenai lapisan dalam gigi. Lubang yang kian membesar dapat menyebabkan sakit gigi parah, infeksi, dan gigi copot (tanggal atau lepas sendiri).

Seberapa umumkah karies gigi?

Karies gigi merupakan salah satu jenis kerusakan gigi yang paling umum di dunia. Karies ini dapat dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Namun, kondisi ini lebih sering menyerang anak-anak dan lansia.
Karies gigi dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risikonya. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala karies gigi?

Ciri dan gejala karies gigi adalah:
  • Sakit gigi
  • Gigi sensitif
  • Nyeri ringan hingga tajam saat mengonsumsi makanan manis, panas, atau dingin
  • Lubang yang terlihat pada gigi
  • Noda berwarna cokelat, hitam, atau putih pada permukaan gigi
  • Nyeri saat Anda menggigit makanan.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Dalam banyak kasus, banyak orang tidak menyadari gigi mereka sudah mengalami karies. Alhasil, lubang yang semula kecil lama-lama membesar dan menyebabkan berbagai gangguan pada gigi.
Lubang yang kecil sering kali tidak menimbulkan gejala yang berarti. Namun, lain ceritanya bila lubang sudah membesar. Hal ini dapat menyebabkan nyeri hebat yang mungkin dapat mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.
Pada dasarnya, segera kunjungi dokter gigi jika Anda mengalami sakit gigi yang tajam dan tidak kunjung hilang.

Penyebab

Apa penyebab karies gigi?

Penyebab utama karies gigi adalah plak yang menumpuk di permukaan gigi. Plak terbentuk dari sisa-sisa makanan, kotoran, dan bakteri di dalam mulut.
Jarang sikat gigi dan sering mengonsumsi makanan yang manis dapat mempercepat pertumbuhan plak. Ketika Anda makan makanan manis, bakteri di dalam mulut akan menghasilkan asam. Asam pada plak mengikis mineral pada enamel luar gigi yang keras. 
Proses terkikisnya enamel ini disebut dengan erosi enamel. Lama-lama proses erosi ini dapat menyebabkan lubang-lubang kecil pada enamel gigi. Nah, lubang inilah yang disebut dengan karies.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko terkena karies gigi?

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda mengalami karies gigi, yaitu:

Mulut dan gigi yang kotor

Jarang sikat gigi dan membersihkan sela-sela gigi dengan benang (flossing) dapat membuat plak semakin menumpuk di permukaan gigi. Bila dibiarkan terus, plak yang menumpuk dapat menyebabkan gigi busuk dan berlubang. 

Makanan manis

Makanan manis dapat memicu lubang pada gigi. Bakteri di dalam mulut sangat menyukai gula. Ketika Anda makan makanan yang manis, bakteri akan menggerogoti sisa gula pada gigi. Semakin banyak gula yang dimakan bakteri, maka semakin banyak pula asam yang dihasilkannya.
Ludah yang bercampur dengan asam inilah yang dapat membentuk plak gigi. Bila Anda tidak membersihkan gigi dengan benar, plak akan mengikis enamel gigi sehingga menghasilkan lubang kecil di permukaan gigi.

Makanan asam

Sering makan makanan yang asam juga dapat memicu gigi berlubang. Paparan asam yang tinggi pada rongga mulut dapat mengikis lapisan enamel gigi. Enamel gigi yang terus-terusan terkikis dapat menyebabkan gigi sensitif gigi berlubang.

Refluks asam lambung

Orang yang punya riwayat penyakit asam lambung, seperti GERD atau maag, lebih mungkin mengalami karies. Asam lambung yang naik sampai ke mulut dapat mengenai gigi, dan lama-lama dapat memicu kerusakan gigi.

Air liur yang sedikit

Air liur berperan penting untuk menjaga kelembapan rongga mulut Anda. Di samping itu, air liur juga membantu membersihkan sisa-sisa makanan dari gigi dan mengurangi bakteri pada mulut. Bila produksi air liur Anda sedikit, maka plak akan mudah terbentuk dan menyebabkan pembusukan.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana karies gigi didiagnosis?

Ketika Anda sering mengeluhkan sakit gigi yang tak kunjung sembuh, segera periksa ke dokter gigi. Dokter gigi akan memeriksa kondisi gigi dan mulut sembari menanyakan riwayat kesehatan gigi Anda. Dokter mungkin juga akan menanyakan seputar kebiasaan Anda dalam membersihkan gigi.
Sejumlah obat memiliki potensi menyebabkan kerusakan gigi. Maka itu, ketika diperiksa, pastikan Anda memberi tahu semua obat-obatan yang sedang diminum setiap hari. Baik itu obat dengan atau tanpa resep dokter.
Rontgen gigi dengan sinar X dan tes lab dapat dilakukan dokter untuk memastikan diagnosis. Hasil rontgen dapat menunjukkan lubang pada gigi, struktur gigi yang abnormal, dan pengeroposan tulang yang tidak terlihat dengan mata telanjang.

Apa saja pengobatan untuk karies gigi?

Pengobatan untuk karies gigi tergantung pada seberapa parah kondisi dan situasi tertentu. Berikut beberapa pengobatan yang sering dilakukan dokter untuk mengatasi gigi berlubang. 

Perawatan fluoride

Dalam tahap awal, dokter akan melakukan perawatan fluoride. Fluoride adalah mineral yang membantu melindungi dan menjaga kekuatan enamel gigi. Biasanya fluoride banyak ditambahkan dalam produk obat kumur maupun pasta gigi.

Tambal gigi

Tambal gigi sering kali jadi pilihan utama apabila kerusakan akibat pembusukan gigi sudah mulai melewati tahap erosi enamel. Agar lubang tidak bertambah dalam, dokter akan mengisi gigi yang berlubang dengan bahan khusus.
Ada banyak pilihan bahan untuk menambal gigi yang berlubang. Namun, tambal gigi berbahan resin komposit lebih banyak diminati ketimbang jenis lainnya. Resin komposit biasanya akan mengeras dengan cara disinar. Jenis tambalan ini juga disebut dengan tambal laser atau tambal sinar. 

Crown

Pemasangan crown alias mahkota gigi tiruan juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi gigi yang berlubang. Dokter akan memasang selubung gigi di atas gigi yang rusak. Dengan begitu, mahkota gigi tiruan ini akan memasang semua bagian gigi yang muncul di atas tepi gusi.
Mahkota tiruan ini juga dapat digunakan untuk memperbaiki, bentuk, ukuran, dan tampilan gigi yang tidak normal.

Root canal

Apabila kerusakan telah mencapai bagian dalam gigi (pulp), Anda mungkin memerlukan root canal. Root canal atau perawatan saluran akar gigi biasanya dilakukan dokter untuk memperbaiki gigi yang terlanjur terinfeksi atau rusak parah. 
Bagian pulpa yang mengalami kerusakan akan diangkat kemudian ditambal dengan semen khusus. Dokter juga akan membersihkan sekitar jaringan yang terinfeksi supaya tidak semakin parah.

Pencabutan gigi

Dalam kasus yang sangat parah, dokter dapat mencabut gigi yang bermasalah. Proses pencabutan gigi tidak memakan waktu lama.
Sebelum dicabut, dokter akan lebih dulu memberikan obat bius di area gusi yang bermasalah. Dengan begitu Anda tidak akan merasakan sakit ketika dokter mencabut gigi Anda.

IPA BAB 4 OBESITAS

Penyebab Obesitas

Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas. Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah:
  • Faktor keturunan atau genetik
  • Efek samping obat-obatan
  • Kehamilan
  • Kurang tidur
  • Pertambahan usia
  • Penyakit atau masalah medis tertentu

Diagnosis Obesitas

Seseorang dewasa dinyatakan mengalami obesitas, jika indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 25. Perhitungan tersebut didapat dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Nilai IMT ini digunakan untuk mengetahui berat badan seseorang normal, kurang atau berlebih, hingga obesitas.
Penanganan obesitas ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal dan sehat. Untuk mencapai tujuan ini, maka perlu dilakukan perubahan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik. Di samping itu, ada beberapa metode pengobatan lain untuk mengatasi obesitas, misalnya:
  • Mengonsumsi obat penurun berat badan
  • Mengikuti konseling dan support group untuk mengatasi masalah psikologis terkait berat badan.
  • Menjalani operasi bariatrik untuk mengobati obesitas pasien.
Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil, dan mempertahankannya secara stabil dapat mengurangi risiko seseorang mengalami komplikasi penyakit terkait obesitas.

Komplikasi Obesitas

Penumpukan lemak tubuh ini meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti penyakit jantung, diabetes, atau hipertensi. Obesitas juga dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup dan masalah psikologi, seperti kurang percaya diri hingga depresi.

IPA BAB 4 ORGAN PENCERNAAN TAMBAHAN

Organ pencernaan tambahan (aksesoris)[sunting | sunting sumber]

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludahhati dan pankreas.

IPA BAB 4 ORGAN PENCERNAAN UTAMA

Komponen Utama Sistem pencernaan # Mulut

Ini adalah bagian pertama dari sistem pencernaan dan juga organ yang sangat penting dalam komunikasi dan respirasi. Mulut ini disebut rongga mulut. Ketika makanan masuk ke dalam mulut, itu dipecah menjadi potongan-potongan kecil dengan mengunyah. Air liur membantu makanan lebih lembut dan bertindak sebagai pelumas untuk membantu menelan.
Air liur mengandung enzim pencernaan yang memecah lemak dan beberapa pati dalam makanan yang kita makan. Makanan yang rusak, melunak lalu ditelan dikenal sebagai bolus. Ketika bolus memasuki kerongkongan dan kemudian, perut, di sinilah proses pencernaan dimulai.

Komponen Utama Sistem pencernaan # Kerongkongan

Sekitar 25 sampai 30 cm tabung berotot panjang yang menghubungkan mulut dan perut dikenal sebagai esofagus atau kerongkongan. Kerongkongan adalah salah satu bagian utama dari sistem pencernaan, karena segala sesuatu yang kita makan melewati otot pipa ini. Hal ini umumnya dikenal sebagai pipa makanan. Hal ini terletak di tenggorokan antara perut dan mulut. Makanan dari faring lolos ke kerongkongan.
Faring terletak tepat setelah mulut di leher. Fungsi normal esofagus adalah untuk membawa bolus, cairan lain dan air liur dari mulut ke perut, di mana sebenarnya proses pencernaan dimulai. Proses transportasi yang mengambil makanan padat dan cairan dari mulut ke perut secara otomatis.
Komponen Utama Sistem pencernaan
Komponen Utama Sistem pencernaan

Komponen Utama Sistem pencernaan # Perut

Perut adalah 30,5 cm dan lebar 15,2 cm dan berongga. Lokasi perut terletak di antara kerongkongan dan usus kecil. Perut adalah bagian utama dari sistem pencernaan dan dibagi menjadi 4 bagian, yaitu kardia, di mana bolus memasuki pertama, fundus, yang merupakan kurva atas perut, corpus, yaitu bagian tengah perut dan pilorus, bagian paling bawah dari perut dari mana makanan memasuki usus kecil. Ketika makanan memasuki lambung, enzim dan asam mulai memecah makanan dan mengubahnya menjadi bentuk semi-cair, yang kemudian masuk ke dalam usus kecil.

Komponen Utama Sistem pencernaan # Hati

Hati beratnya sekitar 1,5 kg atau lebih. Ini adalah organ terbesar kedua di dalam tubuh kita dan terletak di sisi kanan rongga perut di belakang tulang rusuk yang lebih rendah. Ini adalah coklat kemerahan dalam warna dan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati memainkan peran penting dalam detoksifikasi. Empedu yang diproduksi oleh hati membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Hal ini memainkan peran penting dalam proses metabolisme. Hal ini sangat sulit untuk bertahan hidup tanpa hati, karena ini adalah salah satu bagian penting dari tubuh, tanpa itu tubuh tidak dapat berfungsi.

Komponen Utama Sistem pencernaan # Pankreas

Pankreas adalah sekitar 6 dalam panjang dan terletak di belakang perut. Ini menghasilkan cairan pankreas dan hormon, seperti insulin, dan enzim, dan membantu untuk menyampaikan makanan ke usus kecil. Pankreas membantu memecah lemak, karbohidrat dan protein, sehingga mereka dapat digunakan oleh tubuh. Pankreas juga menetralkan asam dalam perut. Ini menghasilkan insulin, hormon, dan menyerap gula dari darah. Pankreas membantu memecah lemak, karbohidrat dan protein. Jika cukup insulin tidak diproduksi oleh pankreas, seseorang dapat menderita diabetes.

Komponen Utama Sistem pencernaan # Usus Kecil

Ukuran usus kecil antara 6 sampai 7 m panjang dan 2,5 sampai 3 cm, dan terletak di antara lambung dan usus besar. Usus kecil dibagi menjadi tiga bagian, yaitu usus dua belas jari, bagian pertama, jejunum atau bagian pertengahan, dan ileum, yang merupakan bagian paling bawah nya. usus kecil ini, pencernaan kimia berlangsung. Ini melindungi tubuh terhadap infeksi, dan mengeluarkan cairan usus juga. Makanan yang dicairkan dalam usus kecil memasuki usus besar, di mana penyerapan air berlangsung.

Komponen Utama Sistem pencernaan # Usus Besar

Panjang usus besar membentang hingga 1,5 m panjang. Menyerap air dan garam, dan membantu dalam ekskresi bahan limbah padat. Limbah atau kotoran dalam bentuk padat, seperti usus besar menyerap air dari makanan. Usus besar mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh kita. Beberapa gangguan usus besar adalah sembelit, divertikulitis, diare dll
Setiap bagian dari sistem pencernaan memiliki peran memainkan dengan caranya sendiri. Seseorang harus makan sehat untuk berpikir lebih baik dan bekerja lebih baik. Asupan gizi yang tepat adalah suatu keharusan. Sistem pencernaan juga dipengaruhi dengan penyakit dan untuk menjauhkan diri dari penyakit, kita harus selalu merawat tubuh kita.

SUMBER:
https://www.sridianti.com/komponen-utama-sistem-pencernaan-manusia.html

IPA BAB 4 JENIS NUTRISI

Nutrisi adalah kandungan zat dalam makanan sehat yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh secara optimal. Nutrisi sendiri sering disebut oleh banyak orang dengan istilah gizi. Cara perolehan nutrisi yaitu melalui pemecahan sari-sari makanan oleh sistem pencernaan. Nutrisi dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu mikronutrisi dan makronutrisi.

Jenis nutrisi

1. Mikronutrisi

Sesuai dengan namanya, mikronutrisi merupakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit dan hanya berfungsi untuk mendukung metabolisme tubuh. Terdapat tiga senyawa yang dapat dikategorikan sebagai nutrisi, yaitu vitamin, mineral dan air.

2. Makronutrisi

Sementara itu, makronutrisi merupakan kebalikan dari mikronutrisi. Nutrisi ini biasanya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar karena sebagai sumber energi. Makronutrisi dapat diklasifikasikan menjadi tiga senyawa, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.

Macam Macam Contoh Nutrisi

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama Anda dalam menjalani setiap aktivitas sehari-hari. Tubuh Anda akan menggunakan karbohidrat untuk memproduksi glukosa yang dapat segera digunakan atau menyimpannya sebagai cadangan energi. Jumlah glukosa yang diproduksi berlebihan akan disimpan oleh tubuh Anda sebagai lemak.
Terdapat dua jenis karbohidrat yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu sederhana dan kompleks. Karbohidrat sederhana dapat ditemui dalam gula, sedangkan karbohidrat kompleks terdapat pada pati maupun serat. Selain itu, Anda juga dapat mengkonsumsi nasi, jagung, gandum, ketela pohonubikentang, dan sagu sebagai sumber karbohidrat.

2. Protein

Protein sangat bermanfaat bagi tubuh Anda untuk membantu membangun serta memelihara jaringan otot serta saraf lainnya. Senyawa ini juga berfungsi untuk memproduksi hormon yang berguna bagi tubuh. Seperti halnya karbohidrat, kelebihan dari konsumsi protein akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak.
Menurut sumbernya, protein dapat dibedakan menjadi nabati dan hewani. Jenis protein nabati yang dapat dikonsumsi diantaranya adalah kacang-kacangan, padi-padian dan sayur mayur. Sementara itu, konsumsi protein hewani dapat Anda penuhi dari daging hewan. Namun, konsumsi protein dalam bentuk daging sebaiknya juga dilakukan secukupnya guna meminimalisir resiko terserang kolesterol.

3. Lemak

Jenis nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh Anda adalah lemak, baik jenuh maupun tidak jenuh. Lemak tidak jenuh merupakan jenis lemak yang paling aman untuk Anda konsumsi. Walaupun pada dasarnya lemak tak jenuh juga dapat berubah menjadi lemak jenuh apabila dilakukan proses penyempurnaan.
Makanan berlemak tak jenuh yang dapat dikonsumsi yaitu kelapa, kemiri, buah zaitun, kacang tanah dan buah alpukat. Kemudian, lemak jenuh yang dapat dikonsumsi misalnya daging, telur, susu, ikan, mentega dan minyak ikan. Akan tetapi konsumsi lemak jenuh dalam jumlah yang berlebihan sangat tidak disarankan karena berpotensi meningkatkan kadar kolesterol.

4. Vitamin

Tubuh Anda juga membutuhkan jenis nutrisi ini untuk membantu metabolisme tubuh, meningkatkan energi dan membantu kelancaran berpikir. Setiap vitamin yang Anda konsumsi tentu memiliki manfaat berbeda-beda bagi tubuh. Bahkan terdapat beberapa vitamin yang berkhasiat untuk meminimalisir resiko terserang penyakit tertentu.
Contohnya adalah kegunaan vitamin AC dan E yang membantu mencegah penyakit arteri koroner, dimana ketiganya terus memperkuat dinding arteri. Selanjutnya, yaitu vitamin B1 yang bermanfaat untuk melancarkan sistem pencernaan dan syaraf tubuh Anda. Vitamin B2 membantu menormalkan pertumbuhan sel. Vitamin B3 berfungsi sebagai detoksifikasi bagi tubuh Anda. Kemudian, vitamin D membantu penyerapan kalsium dan vitamin K dapat membekukan darah.

5. Mineral dan trace elemen lainnya

Tubuh juga membutuhkan pasokan nutrisi yang berasal dari mineral dan trace elemen lainnya. Keduanya bermanfaat dalam membantu melancarkan kerja organ tubuh. Mineral klorin misalnya yang dapat membantu memproduksi cairan pencernaan tubuh Anda. Kemudian, fosfor dapat membuat tulang Anda lebih kuat.
Kedua mineral tersebut dapat Anda temukan pada makanan yang dikonsumsi, namun akibat trace elemen tubuh hanya membutuhkannya dalam jumlah sedikit. Nutrisi terakhir yang juga dibutuhkan oleh tubuh Anda yaitu garam. Namun, dalam mengkonsumsi nutrisi yang satu ini tidak boleh melebihi 2400 miligram per hari karena dapat meningkatkan tekanan darah.

6. Air



Keberadaan air sebagai salah satu nutrisi dalam tubuh jelas begitu penting. Air berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang setalah melakukan rutinitas sehari-hari. Disamping itu, air juga dapat mengontrol jumlah kalori, memperlancar fungsi ginjal, meningkatkan energi hingga membuang racun.

 
FREE BLOG TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS